Fleksibilitas Hunian Nelayan Berpanggung Terapung di Danau Tempe Kabupaten Soppeng

Authors

  • Syarif Beddu
  • Ananto Yudono
  • Afifah Harisah
  • Mochsen Sir

DOI:

https://doi.org/10.32315/jlbi.8.1.23

Keywords:

danau tempe, fleksibilitas, rumah, terapung

Abstract

Danau Tempe merupakan danau tertua dan terluas di jazirah Provinsi Sulawesi Selatan, menggenangi tiga kabupaten kota yaitu, Kabupaten Wajo, Soppeng, dan Sidrap. Keberadaan Danau Tempe memberi pengaruh terhadap pola mata pencaharian dan pola bermukim bagi masyarakat sekitarnya. Mereka hidup bertani (pallaon ruma) dan nelayan (pakkaja), menempati kawasan permukiman di Kampung Salo Mate, Kelurahan Limpomajang Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.  Sebagian masyarakat nelayan ini hidup bermukim di atas permukaan air Danau Tempe, dan menempati “rumah berpanggung terapung” (RBT).  Rumahnya bentuk panggung dan  berdiri di atas rakit (rai), dihuni sekitar tahun 2000-an. Bermukim secara terapung di Danau Tempe menimbulkan fleksibilitas ruang gerak secara makro dan mikro yang mengisyaratkan suasana kemaritiman. Persoalan rumah terapung adalah, bergerak kesana-kemari, bebas orientasi, berubah-ubah kapling, berpindah dengan bantuan tenaga perahu bermotor, rakit berfungsi pelampung berbahan bambu sewaktu-waktu akan diganti. Tujuan keberadaan hunian RBT bagi masyarakat nelayan adalah untuk memudahkan, mencari ikan sampai ke tengah Danau Tempe.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2019-06-21

Issue

Section

Articles