Perubahan Arsitektur Tradisional Makassar terhadap Pengembangan Hunian Pengolah Batu Bata (Studi Kasus: Permukiman Pengolah Batu Bata di Desa Bontolangkasa Kec. Bontonompo Kab. Gowa Sulawesi Selatan)

Authors

  • Imriyanti
  • Shirly Wunas
  • Mimik Arifin
  • Idawarni J. Asmal

DOI:

https://doi.org/10.32315/jlbi.7.3.168

Keywords:

kualitatif, kuantitatif, produktif, ruang hunian, rumah tradisional

Abstract

Pembangunan yang berkembang di berbagai bidang dapat mempengaruhi proses pembaharuan rumah tradisional, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan penghuninya. Masyarakat pengolah batu bata merupakan masyarakat suku Makassar yang memiliki hunian tradisional yang berbentuk panggung. Saat ini hunian pengolah batu bata mengalami perubahan, sehingga menimbulkan pertanyaan bagaimana perubahan arsitektur tradisional Makassar dalam pengembangan huniannya. Pengembangan hunian disesuaikan kebutuhan penghuni untuk menunjang kehidupannya dalam berusaha di bidang pengolahan batu bata yang memberikan wujud hunian produktif. Jenis penelitian ini adalah penelitian kasus. Analisis data digunakan yaitu metode kuantitatif dihitung secara prosentase ditabulasikan untuk mempermudah pengelompokkan data dan metode kualitatif untuk menganalisis data kuantitatif dalam bentuk pemaparan. Pengembangan yang terjadi pada hunian pengolah batu bata nampak pada pola pembagian ruang hunian. Ruang hunian yang bertambah adalah area kerja yang dijadikan sebagai ruang produktif, tetapi bentuk hunian tetap mempertahankan unsur budaya suku Makassar. Sehingga hunian pengolah batu bata dapat dikategorikan sebagai rumah produktif.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2018-09-27

Issue

Section

Articles